Saturday, July 20, 2013

DALAM 3 BULAN PENGIRIMAN BERINGIN DOLAR KE LUAR KOTA KHUSUSNYA KOTA BESAR BISA MENCAPAI 100 POHON

Pohon "Mahabodhi" juga dikenal sebagai Bo (dari bahasa Sinhalese) dan pohon peepal di Nepal dan Bhutan, adalah sebuah pohon yang besar dan tua dari spesies Ficus religiosa (bahasa Inggris: Sacred Fig) yang terletak di kota Bodh Gaya, sekitar 100 km (62 mil) dari Patna, di negara bagian Bihar, India. Di bawah pohon ini Siddhartha Gautama, guru rohani yang kemudian dikenal sebagai "Gautama Buddha", dikatakan bersemedi sampai menerima pencerahan (enlightenment), atau Bodhi. Dalam ikonografi agamawi, pohon Bodhi dikenali dari daunnya yang berbentuk hati, dan biasanya ditunjukkan dengan nyata. Pohon-pohon Bodhi biasanya ditanam di dekat setiap biara Buddha.

Di Candi Borobudur terdapat pohon bodhi yang merupakan keturunan langsung dari pohon induk yang terdapat di Bodh Gaya, India, tempat Sang Buddha memperoleh pencerahan.

SALAH SATU DIANTARA KEBUN BERINGIN DOLAR YANG SAYA KELOLA YANG SAYA CAMPUR DENGAN JENIS TANAMAN YANG LAIN

          
Ficus ( /ˈfɪkʊs/) adalah genus tumbuhan tropis yang secara alamiah tumbuh di daerah tropis dengan sejumlah spesies hidup di zona ugahari. Terdiri dari sekitar 850 spesies yang dapat berupa pohon kayu, semak, tunggul dan tumbuhan menjalar dalam familia Moraceae. Secara umum dikenal sebagai pohon ara (bahasa Inggris: fig trees atau figs). Pohon ara yang umum (Common Fig; F. carica) adalah spesies yang banyak ditemukan di daerah Asia Barat Daya, Timur Tengah dan sekitar Laut Tengah (dari Afganistan sampai Portugal), dan dibiakkan sejak jaman purba karena buahnya, yang dikenal sebagai buah ara (figs). Buah yang dihasilkan kebanyakan spesies dapat dimakan, meskipun hanya mempunyai nilai ekonomi lokal. Namun, merupakan sumber makanan penting bagi hewan liar. Pohon-pohon ara juga berperan penting dalam kebudayaan karena menjadi obyek sembahan, misalnya pohon beringin (F. benjamina) atau pohon Bodhi (F. religiosa), dan juga banyak kegunaan praktis.

SEMAKIN UNIK JENIS AKAR BERIGIN DOLAR YANG MERAMBAT MAKA AKAN SEMAKIN MAHAL

Pohon ara (Ficus) kebanyakan hijau sepanjang tahun dan dapat tumbuh di berbagai daerah ekologi, sebagian merupakan spesies deciduous yang tumbuh di daerah di luar wilayah tropis dan di dataran tinggi. Spesies ara dikenali dari perbungaan (inflorescence) yang unik dan "sindrom penyerbukan" (en:pollination syndrome yang khas, dengan menggunakan spesies tawon (wasp) dari familia Agaonidae family untuk penyerbukan (pollination).

BERINGIN DOLAR TELAH DI EKSPOR SAMPAI KE LUAR NEGERI DENGAN PETI KEMAS


Buah-buah Ficus exasperata
Buah ara merupakan sumber makanan penting bagi sejumlah frugivora termasuk kelelawar buah (Megabat; fruit bats), kera capuchin, langur (Colobinae) dan mangabey. Dengan demikian pohon-pohon ara merupakan spesies kunci (keystone species) di banyak ekosistem hutan tropis (rainforest). Terlebih lagi sangat penting untuk sejumlah unggas, seperti megalaimidae (Asian barbets), merpati, rangkong, Cyclopsittacini (fig-parrots) dan kutilang yang hanya hidup dari buah ara pada musim buahnya. Banyak ulat dari jenis Lepidoptera makan daun-daun ara, misalnya beberapa spesies Euploea (Crow butterflies), Danaus chrysippus (Plain Tiger), Papilio cresphontes (kupu-kupu Giant Swallowtail), Badamia exclamationis (kupu-kupu Brown Awl), dan Chrysodeixis eriosoma, Choreutidae serta Copromorphidae.
 
Daun-daun pohon ara keramat F. religiosa (Sacred Fig)
Daun-daun ara sering lunak dan getahnya digunakan untuk beberapa hal, termasuk membuat tempat penyimpanan mummi di Mesir kuno.

HARGA PALING MAHAL MENCAPAI 150 JUTA

Selembar Huexotzinco Codex dari Mexico, dicat pada sebuah āmatl
Di Indonesia, beberapa macam genus Ficus juga dipergunakan dan masuk ke dalam budaya Indonesia. Mislanya, beringin (Ficus benjamina) -dikarenakan akar gantungnya yang menjuntai dari batang-, disangka ia merupakan tempa hantu duduk-duduk di sana. Tabat barito (Ficus deltoidea) diseduh seperti teh oleh masyarakat Gayo untuk afrodisiak. Begitu juga oleh masyarakat Sunda yang mempergunakan tumbuhan ini sebagai obat.Uyah-uyahan (Ficus quercifolia) juga direbus dan air rebusannya diminum untuk mengobati kencing batu dan oleh masyarakat Bali Aga, tumbuhan ini dibalur bersamaan dengan garam untuk mengobati penyakit kulit. Ia juga dipakai untuk mengobati penyakit kembung.Untuk mengobati teriris benda tajam, getah ara (Ficus fistulosa) dioles pada luka hingga kering 1-2 kali sehari. Sedangkan, di Sumba ara ditumbuk dan direbus untuk mengobati cacingan. Awar-awar (Ficus septica) digunakan pula oleh di Sumba untuk ibu yang baru saja melahirkan dan sayangnya, oleh masyarakat Tolaki ini digunakan untuk aborsi.

USIA BERINGIN DOLAR BISA MENCAPAI LEBIH DARI 250 TAHUN

 

Makna penting budaya dan agamawi
Pohon-pohon ara sangat mepengaruhi kebudayaan melalui beberapa tradisi keagamaan. Antara lain yang sangat terkenal adalah "Pohon Bodhi" (Pipal, Bodhi, Bo, atau Po), yang merupakan spesies Ficus religiosa, atau pun pohon "banyan" dari spesies Ficus benghalensis. Tumbuhan hidup tertua yang diketahui jelas tarikh penanamannya adalah sebuah pohon ara Ficus religiosa yang dikenal sebagai Sri Maha Bodhi, ditanam di sebuah kuil di Anuradhapura, Sri Lanka oleh raja Tissa pada tahun 288 SM.
Hindu/Buddha
Di Asia Timur, pohon ara dianggap penting dalam Buddhisme, Hinduisme, dan Jainisme. Menurut tradisi, Buddha dikatakan mendapatkan bodhi (pencerahan) ketika bermeditasi di bawah Pohon Bodhi (F. religiosa).Spesies yang sama disebut sebagai Ashvattha, yaitu "pohon dunia" dalam Hinduisme. Plaksa Pra-sravana disebut sebagai pohon ara yang akar-akarnya menjadi sumber Sungai Saraswati; pohon ini sering dianggap sebagai F. religiosa walaupun mungkin lebih tepat sebagai F. infectoria.
Yahudi/Kristen
Pohon ara merupakan pohon ketiga yang disebutkan di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, setelah "pohon kehidupan" dan "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat". Adam dan Hawa menyemat daun pohon ara dan membuat cawat untuk menutupi tubuh mereka setelah mereka tahu, bahwa mereka telanjang.
Buah ara juga termasuk daftar makanan yang ditemukan dalam Tanah Perjanjian menurut Taurat (Ulangan 8). Yesus Kristus mengutuk sebuah pohon ara karena tidak menghasilkan buah (Markus 11:12–14).
Islam
Pohon ara umum adalah salah satu dari dua pohon keramat dalam Islam, dan salah satu surah dalam Quran diberi nama Surah At-Tin (سوره تین) yang bermakna "pohon ara" karena diawali dengan sumpah Allah "Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun" (QS. 95:1). Buah ara juga disebutkan dalam hadits sebagai buah yang menurut Nabi Muhammad turun dari surga serta dapat mengobati wasir dan encok.
Kebudayaan lain
Pohon ara dikeramatkan dalam budaya Siprus kuno di mana dijadikan lambang kesuburan.


BERINGIN DOLAR SANGAT DI INGINKAN UNTUK BERBAGAI JENIS TAMAN


Penelitian antikanker
Berdasarkan data empiris, beringin mampu mengobati atau mencegah kanker. Beringin putih mempunyai kandungan yang sama yaitu saponin, flavanoid, dan alkaloid yang mampu menghambat laju pertumbuhan sel kanker namun (agen kemopreventif).

BERINGIN DOLAR TURUT MEWARNAI DUNIA TANAMAN HIAS


Pohon besar, tinggi 20-25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat, permukaan kasar, coklat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang, 0,5-1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih.

BERINGIN DOLAR SEJAK LAMA MENJADI IDOLA YANG PATUT DI ACUNGI JEMPOL



   

Kandungan kimia dan khasiat
Akar udara mengandung asam amino, fenol, gula. Penyakit yang dapat diobati : pilek, demam tinggi, radang amandel (tonsilitis), nyeri rematik sendi, luka terpukul (memar), influenza, radang saluran napas (bronkitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut (acute enteritis), disentri, dan kejang panas pada anak.


Kami mempunyai kebun khusus tanaman ini dan banyak sekali penduduk di sekitar kami melakukan hal yang sama karena keuntungan yang di dapat lebih cepat daripada tanaman yang lain,hanya dalam jangka waktu 3 tahun sejak usia tamanan 6 bulan kami sudah bisa memetik hasil lebih dari Rp. 500.000 perpohon untuk saat ini saya baru memiliki 75 pohon dan diantaranya di tanam mulai dari biji 25 pohon sisanya saya mencangkok dimana proses mencangkok hanya membutuhkan waktu 3 minggu untuk bisa di tanam di tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman ini.